PENGUKURAN DIAMETER
RAMBUT
DENGAN PRINSIP
DIFRAKSI CAHAYA
Oleh : Abdul Rochim
ABSTRAK
Pengukuran merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dalam fisika. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya
melakukan pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Bebarapa alat ukur
panjang, antara lain: mistar, penggaris, meteran, jangka sorong dan mikrometer
sekrup mempunyai karakteristik yang berbeada, baik penggunaan maupun
ketelitiannya. Mikrometer sekrup sebagai alat ukur panjang yang ketelitiannya
paling tinggi biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan benda-benda yang
tipis, misalnya kertas dan rambut. Namun untuk mengukur ketebalan sehelai rambut,
mikrometer
sekrup mempunyai kelemahan yang berupa besar tekanan pada micrometer sekrup
dapat menekan rambut sehingga ketebalan rambut sudah tidak murni lagi.
Difraksi merupakan peristiwa pelenturan
cahaya, karena adanya penghalang misalnya celah kisi. Difraksi juga bisa
dijelaskan sebagai "pembelokan cahaya disekitar sebuah rintangan". Dengan
menggunakan prinsip difraksi cahaya, sebuah sinar laser
(misalnya pointer laser) diarahkan pada sehelai rambut menghadap ke layar. Hamburan akan membuat pola difraksi yang terdiri dari garis titik-titik
terang dan gelap pada layar. Jika kita dapat mengukur jarak dari rambut ke layar proyeksi, dan
jarak dari pusat ke salah satu tempat yang gelap, maka diameter
rambut dapat dihitung dengan akurat
tanpa mengubah ukurannya.
Hasil pengukuran diameter rambut dengan menggunakan
mikrometer sekrup adalah 0,07 mm, jangka sorong adalah 0,075 mm sedangkan dengan menggunakan laser adalah
0,084 mm. Perbedaan hasil menunjukkan perbedaan
keakuratan alat ukur. Pengukuran dengan
mikrometer sekrup membuat ukuran, bentuk maupun tekstur rambut akan berubah
sedangkan dengan laser tidak mengganggu sedikitpun baik ukuran, bentuk maupun
tekstur rambut. Pengukuran menggunakan laser dengan prinsip
difraksi lebih akurat dengan berbagai variasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar